CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Kamis, Juli 09, 2009

Masih Tetap Ingin Menyukainya

Sebenernya tulisan ini bukanlah suatu tulisan yang penting untuk dibicarakan, tapi berhubung saya lagi pingin banget nulis dan gak ada topik lain yang bisa saya tuangkan disini, ya alhasil inilah yang akan saya bahas :-D

Sebenarnya (lagi) tulisan ini masih satu seri dengan tulisan saya kemarin2 yang tentang kisah persukaan saya dengan seseorang. Hehe....kenapa saya bilang persukaan dan bukan percintaan? Ya karena mencintai itu bagi saya lebih berat n lebih dalem dari menyukai. Dan saya hanya ingin menyukainya bukan mencintainya. Saya harus terus menjaga hati saya untuk tidak terlibat lebih dalam dengan perasaan ini, karena saya ngga mau nanggung konsekuensi untuk sakit hati lagi, nagis bombay lagi, hanya karena seseorang tersebut ngga memiliki perasaan yang sama dengan saya.

Sebenarnya (hehe...kenapa jadi selalu saya awali dengan kata ’sebenarnya’ di setiap awal paragraf yahh.....) saya udah berusaha buat nge-rem perasaan ini. Jangan sampai bertumbuh dan kalo bisa mati aja sekalian, tapi tetep aja rasanya pengeeeeennnnn banget untuk terus menyukainya.

Sebenarnya (nah lho kaaan......hehe....masalahnya bingung guys mau pake kata pengganti apa lagi selain ’sebenarnya’ :D) udah ada banyak alasan untuk saya bisa dan harus mengakhiri perasaan ini.

Pertama, postingan terakhir saya tentang ’Keping-Keping Hati’ oleh Grace Suryani. Artikel itu sudah sangat menegur saya untuk tetap dan lebih menjaga hati terhadap perasaan-perasaan fall in love fall in love yang ngga jelas kaya gini. Emang sih guys, mencintai itu adalah suatu anugrah, bahkan ada sebuah argumen yang menyatakan lebih baik kita pernah mencintai seseorang walaupun pada akhirnya harus patah hati daripada kita tidak pernah mencintai sama sekali karena takut patah hati, karena dengan mencintai seseorang berarti kita telah memberi sesuatu yang berharga ke dalam hidup mereka. Tapi guys, argumen itu bukan berarti kita bisa dengan seenaknya memberikan hati kita pada orang lain, setelah padam, kita berusaha untuk mencari orang lain lagi untuk dapat memberikan hati kita pada mereka. Mungkin kita beralasan memiliki perasaan jatuh cinta itu indah, walaupun patah hati juga sakit tapi jatuh cinta itu akan membuat hidup kita menjadi lebih berwarna. Tapi guys, perasaan jatuh cinta itu adalah sesuatu yang sakral, perasaan jatuh cinta Tuhan anugrahkan bukan untuk dibuat mainan, bukan untuk kesenangan sesaat, tapi itu untuk kita jaga dan kita berikan kepada seseorang yang tepat dan diwaktu yang tepat, suatu saat nanti. Coba deh kita bandingkan, seandainya pasangan hidup kita bercerita jika sebelum bertemu dengan kita dia pernah mencintai si A, dengan dia bercerita jika sebelum bertemu dengan kita dia pernah mencintai si A, si B, si C, si D, si E, si F, dst. Kita merasa lebih berharga mana? Nah itu yang saya maksud. Kelak Pasangan kita akan merasa jauh lebih dihargai ketika dia tau bahwa hati kita masih cukup utuh untuk kita berikan sepenuhnya kepadanya. Dan tentu saja hal ini akan membuatnya semakin bangga dan sangat bersyukur karena telah dipertemukan oleh seseorang seperti kita. Will you?

Kedua, now, he is not as good as I met him some years ago. Yah…mungkin karena lingkungannya saat ini yang banyak memperkenalkannya dengan dunia hedonisme, ditambah materi yang cukup berlimpah, so sedikit banyak dia ikut terpengaruh didalamnya. Seharusnya ini sudah menyadarkan saya bahwa dia bukanlah seseorang yang saya sukai dulu, dia berbeda.

1 komentar:

webmistress mengatakan...

erika, kamu lagi kenapa?