CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Rabu, Mei 06, 2009

Nikah Siri

Akhir-akhir ini marak banget pembicaraan tentang nikah siri. Hampir setiap hari di infotaintment kita denger si A nikah siri sama si B, si C nikah siri sama si D, si E nikah siri sama si F dan si G, bla bla bla (harap tau ya, saya adalah salah seorang pecinta infotaintment, so hampir setiap gossip terbaru saya pasti tau, wkwkwkwk……..)

Mulai dari kasusnya Sandhy Harun yang nikah siri ama Tommy Soeharto yang endingnya so sad. Trus kasusnya Cucu Cahyati n Angel Lelga yang dinikahi secara siri sama pengusaha kayu asal Kalimantan yang pada akhirnya sama-sama berakhir tragis. Selanjutnya, Cut Keke yang nikah siri sama seorang pengacara (hehe…saya lupa namanya) yang gak tau gimana kabarnya sekarang. Belum lagi kasus Cut Memey n Mayang Sari yang make ilmu hitam buat memikat pasangan masing-masing. ‘N yang lagi gencar diberitakan dimana-mana akhir-akhir ini yaitu, kasus Rani Juliani, seorang caddy Golf yang nikah siri ama Nasrudin pejabat BUMN yang ditembak mati sama (kemungkinan sih….) ketua KPK, Antasari Azhar.

Jujur guys, saya bingung banget sama kehidupan wanita-wanita yang bersedia dinikahi siri itu, gimana sih keseharian mereka masing-masing, gimana perasaan mereka, gimana jalan pikiran mereka. Apa mereka hidup hanya untuk uang? Apa hati nurani n akal sehat mereka telah dibutakan sama yang namanya materi? Tapi Kalo emang mereka menikah karena mereka bener-bener mencintai pria-pria tersebut, masak iya sih mereka mau dimadu? Atau dijadikan yang kedua oleh sang pujaan hati?

Saya sering aja kepikiran, biasanya kan seorang wanita lebih seneng kalo dijadikan yang terutama, bener-bener dicintai setulus hati, seandainya pun menikah, she’s the one and only, gak ada yang bisa ganggu kehidupan mereka berdua.

Trus gimana dengan wanita-wanita yang menikah siri tersebut? Apa mereka udah ga punya mimpi untuk memiliki keluarga yang benar-benar sehat ya? Benar-benar bahagia? Benar-benar harmonis n sempurna? Keluarga yang terdiri dari suami yang memiliki satu istri dan istri yang memiliki satu suami.

Or gini, apa mereka gak punya mimpi ya, buat bisa ngerasain menikah yang bener-bener menikah, akad nikah yang benar-benar resmi, resepsi pernikahan yang sangat membahagiakan dan dihadiri oleh banyak orang? Trus gimana perasaan mereka waktu malam-malam mereka harus tidur sendiri, sementara sang suami pergi ke tempat lain untuk tidur dengan wanita lain. Apa mereka gak punya mimpi untuk setiap malam tidur ditemani sang suami? (its not just phisicly problem, but its about feeling). Kalo memang ini bener-bener cinta, kenapa mereka rela?

Jujur sampai saat ini saya masih bingung apa yang sebenarnya mereka cari dari pernikahan tanpa status tersebut. Apa mereka bener-bener behagia dengan kehidupan mereka yang seperti itu?


Solo, 5 Mei 09

0 komentar: